Senin, 06 Juli 2009

PENGEMBANGAN PETERNAKAN DOMBA

PENGEMBANGAN PETERNAKAN DOMBA

Domba bisa beranak 3 kali dalam 2 tahun, sehingga dalam 2 tahun bisa menghasilkan minimal 6 ekor anak per induk. Anak domba jantan bisa di jual sebagai domba bakalan untuk digemukan, sedangkan anak domba betina terus di pelihara sampai dewasa kelamin dan jika sudah cukup umur di kawinkan dengan pejantan indukan, dari perkawinan ini akan didapatkan varietas mendekati seragam. Individu-individu yang produksinya tinggi terus dipertahankan sebagai induk, sedangkan individu-individu yang tingkat produsinya rendah bisa di jadikan domba potong sebagai penghasil karkas.

Pembudidayaan ternak domba sebagai komoditas unggulan akan memberikan peluang usaha bagi petani peternak kecil maupun besar, yang berminat dalam memanfaatkan lahan. Usaha budidaya ternak domba tersebut cukup menguntungkan, selain sebagai penghasil daging dan bibit, limbah ternak seperti feses dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi pertanian, memperbaiki unsur-unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan, dari segi ekonomis, menghilangkan ketergantungan sektor pertanian dari pupuk buatan yang harganya semakin naik dan semakin memberatkan petani kecil.

Penggunaan kotoran sebagai pupuk organik mcmiliki manfaat yang sangat besar karena tidak mengandung unsur-unsur kimia yang dapat merusak jaringan tubuh manusia. Selain itu juga sangat ramah akan lingkungan karena juga tidak mengandung unsur-unsur kimia yang dapat berpengaruh negatif terhadap ekosistem.

Pelaksanaan Teknis

Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, keterecukupan pakan dan tata laksana.

1. Pemilihan Bibit

Secara umum ciri-ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.

Calon Indukan yang baik :

1. Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus,tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk.
2. Jinak dan sorot matanya ramah.
3.
Kaki lurus dan tumit tinggi.
4.
Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata.
5.
Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
6.
Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.

Ciri untuk calon pejantan :

  1. Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
  2. Kaki lurus dan kuat.
  3. Dari keturunan kembar.
  4. Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.

    Ketercukupan Pakan

    Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).

    Cara pemberiannya :

    • Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.
    • Untuk domba bunting, induk menyusui, dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.

3. Tata Laksana Perkandangan

Sistem perkandangan akan dilaksanakan pada satu lahan peternakan atau satu kandang terpadu dengan model kandang panggung berbentuk kandang koloni individu dengan kapasitas 10 ekor/kandang koloni, dengan luasan kandang perindividu sebagai berikut :

  1. Kandang Betina : 120 cm x 120 cm /ekor
  2. Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
  3. Kandang Penggemukan : 100 cm x 125 cm /ekor Syarat lain adalah kandang harus memiliki ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Chi Dewi Murni


Tidak ada komentar:

Posting Komentar