Senin, 20 Juli 2009

MEKANISME STRES PADA HEWAN

drh. Dewi Murni Aura Haroes

Secara normal, tubuh akan merespon setiap stimulant dari dalam atau luar tubuh untuk mempertahankan homeostasisnya. Tubuh yang mengalami stress akibat ketakutan, kerja fisik jangka pendek dan atau penurunan tekanan darah maka hipotalamus merangsang system saraf simpatis dan medulla adrenal untuk menstimulasi sekresi katekolamin (Mardiati,2000). Stress kronik sering terjadi pada penderita penyakit infeksi, kondisi kelaparan dan rasa nyeri, hal ini menstimulasi pelepasan ACTH dan control serta hipertropi adrenalin. Kortisol membantu katekolamin memobilisasi asam lemak dan gliserol dari sel lemak yang dibutuhkan oleh jantung dan hati. Kortisol bekerja pada otot, tulang limfe untuk melakukan katabolisasi proten menjadi asam amino. Asam amino di ambil dari hati untuk reparasi dan regenerasi jaringan. Kortisol menstimulasi hati agar membentuk enzim, mengkonversi asam amino ke dalam bentuk glucose (glukoneogenesis). Kortisol meningkatkan kerja glukoagon dan growth hormone. Glukosa dari glukoneogenesis masuk ke dalam darah agar kadar gula darah meningkat. Kortisol menurunkan suplai glukosa pada otot dan jaringan perifer tetapi glukosa tersebut dipergunakan secara maximum oleh otak dan jantung (Mardiati,2000). Sekresi kortisol yang berlebihan dalam jangka panjang merupakan respon terhadap stress, akan menyebabkan peningkatan asam lambung sehingga daya tahan lambung dan duodenum akan menurun, dan terjadi ulkus lambung. Kortisol menyebabkan penurunan leukosit, atropi kelenjar limfe sehingga daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun. Kortisol berlebihan dapat menyebabkan hipertensi dan gangguan vaskuler (Mardiati, 2000). Mekanisme stress yang lain tampak perubahan pada dopamine. Dopamine merupakan neurotransmitter yang disekresikan oleh neuron dari substansi gria mid brain. Dopamine berperanan penting untuk kesehatan mental dan fisik. Secara normal, dopamine akan mengaktivasi protein Gi sehingga kanal ion K akan terbuka dan ion K akan keluar, maka terjadi hiperpolarisasi dan penghambatan transmisi potensial aksi yang menstimulasi eksitabelitas jaringan maka hewahbtampak tenang atu rileks. Dopamine pada posisi lain mengaktivitasi protein Gi yang berikatan dengan reseptor alfa 2, kondisi ini akan menghambat adenil siklase sehingga cAMP menurun. Hal ini sebagai uman balik kanal ion K (Ikawati, 2004). Hewan dalam kondisi stress dalam mensekresikan dopamine yang berlebihan sehingga aktivasi protein Gi meningkat dan aktivasi kanal ion K pun meningkat. Hal ini menyebabkan ion K dalam jumlah berlebih akan keluar dari kanal ion sehingga terjadi hiperpolarisasi dan penghambatan transmisi potensial aksi yang berlebihan hingga terjadi hipereksitabelitas jaringan dan mendepresikan susunan syaraf pusat (Ikawati, 2004).

kutipan dari skripsi penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar