Senin, 20 Juli 2009

Mekanisme Antibiotika

drh. Dewi Murni Auraharoes

Oxytetracyclin:

Bersifat bakteriostatik, dengan jalan menghambat sintetis prtein dengan cara mengikat unit ribose sel kuman 30S hingga mencegah terbentuknya amino asetil RNA. Berperan pula dalam pengikatan Fe2+ dan Mg2+. Meskipun dapat menembus sel mamalia pada umumnya tidak menyebabkan reaksi keracunan pada individu yang menerimanya.

Sulfadiazine = Trimetoprim :

Antagonisme kompetitif antara asam paraaminobenzoat (PABA) dengan sulfonamide sebagai penghambatnya. Dalam keadaan normal kuman memerlukan asam dihidrofolat yang berasal dari PABA dan dihidropteridin, hingga terbentuk asam dihidropteroat. Selanjutnya dengan asam glutamate akan terbentuk asam dihidrofolat. Selanjutnya dengan direduksi akan terbentuk asam tetrahidrofolat. Senyawa tersebut digunakan oleh kuman untuk sintesis asam thimidilat, purin, histidin dan methionin. Oleh sulfonamide, karena terjadi kompetisi dengan PABA, keempat asam amino terakhir diatas tidak terbentuk. Kuman yang tidak dapat membentuk sendiri asam dihidrofolat, dan mendapatkannya dari luar, tidak terpengaruh oleh kerjaan sulfa dalam metabolismenya. Dengan tidak dapat melangsungkan metabolisme, kuman kemudian mati.

Ampicillin

Ampicillin merupakan prototype golongan aminopenicillin berspektrum luas, tetapi aktifitasnya terhadap kokus gram positif kurang daripada penicillin G. Absorbsi ampicillin oral tidak lebih baik dari penicillin V. Ampicillin juga didistribusi luas dalam tubuh dan pengikatannya oleh protein plasma hanya 20 %, yang masuk dalam empedu mengalami sirkulasi enterohepatik, tetapi yang diekskresi bersama tinja jumlahnya cukup tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar