Senin, 20 Juli 2009

gejala klinis stress pada hewan

drh. Dewi Murni Auraharoes

Ada 2 macam reaksi yang dalam kondisi stress. Reaksi pertama terjadi adalah situasi berespon lari atau lawan. Fase ini menunjukkan tubuh mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya dengan salah satu atau dua cara yang ditawarkan, yakni melawan atau melarikan diri. Perubahn fisiologis yang diperlukan untuk melawan atau melarikan diri adalah sama. Hipotalamus di otak mengisyaratkan ACTH untuk menstimulasi kortek adrenal untuk mensintesa dan melepaskan kortisol pada zona fasiculata. Kortisol mengikuti sirkulasi darah sehingga denyut jantung meningkat dan pernapasan menjadi dangkal. Denyut jantung yang meningkat secara mendadak tersebut menyebabkan suplai darah ke otot dan otak meningkat maka tubuh membutuhkan energy ekstra untuk merespon terhadap bahaya tersebut, pada kondisi demikian suplai gula darah meningkat.

Fisiologis tubuh , otot tampak melakukan tindakan melawan atau melarikan diri. Akibat redistribusi ini maka Nampak pucat, bagian ekstremitas menjadi dingin, ekspresi muka cemas dan ketakutan (Ross and Ross, 1999).

Reaksi kedua adalah memudar dan menghilangkan reaksi khawatir, sehingga tubuh Nampak kembali normal. Rasa puas terjadi karena tubuh telah mengatasi stress. Namun, jika stressor bertahan maka sebenarnya tubuh melawan secar aktif untuk sementara waktu dan bial tubuh tetap berada dalam tekanan, maka akan muncul gejala-gejala baru. Gejala ini sama dengan yang terlihat pada reaksi khawatir, yang akibatnya turun menjadi semakin rentan terhadap penyakit dan disfungsi organic (Ross and Ross, 1999).

***Tulisan ini adalah kutipan dari skripsi penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar